Bagi umat Islam, peristiwa Isrâ’ dan Mi’râj merupakan peristiwa yang sangat penting berharga, karena saat itulah perintah shalat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratulmuntaha seperti ini.
Mari terlebih dahulu kita membaca Al-Fatihaah, [baca : Mari 'meluruskan niat' dengan Surah Al-Faatihah ], semoga Allah Yang Maha Raḥmān & Raḥīm berkenan memberikan petunjuk-Nya kepada kita dan memudahkan untuk memahaminya :
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Peristiwa isrâ’ dan mi’râj diriwayatkan dalam banyak hadits. Sebagai contoh : Imam al-Bukhâri رحمه اللهmemiliki 20 riwayat dari enam sahabat رضي الله عنهم . sedangkan Imam Muslim رحمه الله memiliki 18 riwayat dari tujuh sahabat رضي الله عنهم . Di antara hadits ini, tidak ada satu pun yang menjelaskan secara lengkap semua kejadian Isrâ‘ dan Mi’râj ini dari awal sampai akhir, tetapi masing-masing menceritakan bagian per-bagian.
Dalam
isrâ’, Rasulullah Muhammad ﷺ "diberangkatkan" oleh Allah dari Masjidil
haram hingga Masjidilaqsa. Lalu dalam mi’râj Rasulullah Muhammad ﷺ dinaikkan ke
langit sampai ke Sidratulmuntaha yang merupakan tempat tertinggi.
Artikel terkait :
Artikel terkait :
Beberapa golongan umat Rasulullah Muhammad ﷺ
Peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Nabi Muhammad ﷺ sebagai rasul islam tidak merasa sedih lagi karena ditinggal istri dan pamannya. Apa saja peristiwa penting yang terjadi saat itu ?
Syekh Muhammad bin Ahmad Al-Ghaithi (w. 984 H) yang lebih akrab dengan sebutan Syekh Najmudin Al-Ghaithi dalam kitab Dardir Miraj-nya menuturkan kisah-kisah nabi ﷺ ketika bertemu dengan umatnya yang bermacam-macam. Saat itu Nabi Muhammad ﷺ sedang melakukan perjalanan dari Makkah ke Baitul Maqdis. Nabi ﷺ agak kaget melihat pemandangan yang begitu nyata dan jelas di pelupuk matanya.
Berikut golongan-golongan umat Nabi Muhammad ﷺ yang disaksikan dan ditemui saat isrâ’ dari Makkah ke Baitul Maqdis :
1. Orang-orang yang gemar bersedekah.
Nabi Muhammad ﷺ melihat golongan ini
sering memanen tanaman yang baru ia tanam. Setelah dipanen, tanaman tersebut
tumbuh kembali. Begitupun seterusnya sehingga hasil panen mereka melimpah ruah.
Mereka adalah orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah. Allah akan
mengganti semua hal yang diinfakkan di jalan-Nya.
2. Orang-orang yang senantiasa berpegang teguh pada agama Allah.
Ketika itu Nabi Muhammad ﷺ mencium bau harum. Ternyata ketika ditanyakan kepada Sayyidina Jibril ʿAlayhi al-salām, bau harum tersebut berasal dari keluarga besar Masyithah yang dimasak hidup-hidup oleh Fir‘aun karena tidak mau mengakuinya sebagai Tuhan.
Masyithah ialah perempuan penyisir rambut putri Fir'aun. Ia tinggal di istana dan sangat memperhatikan segala kebutuhan sang putri raja. Ia menyisir dan mencukupi kebutuhan mereka. Pekerjaan ini sangat mulia, terhormat, dan menyejahterakan pada masanya
3. Pemalas mengerjakan shalat fardhu.
Saat itu Nabi Muhammad ﷺ melihat sekelompok orang yang kepalanya pecah. Setelah kepala mereka pecah, kepala tersebut utuh kembali. Setelah itu, kepala mereka pecah kembali. Kemudian utuh seperti semula dan pecah lagi. Kejadian itu berlangsung berkali-kali. Nabi ﷺ begitu iba melihatnya. Nabi ﷺ kemudian menanyakan kejadian itu kepada Sayyidina Jibril ʿAlayhi al-salām yang mendampinginya. Sayyidina Jibril ʿAlayhi al-salām dengan jelas mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kepalanya berat untuk melaksanakan shalat fardhu sehingga urung menunaikannya. Itulah siksaan yang akan diterima oleh orang-orang yang malas melaksanakan kewajiban shalat fardhu di hari pembalasan nanti.
Baca juga :
4. Orang-orang yang enggan bersedekah.
Setelah itu Nabi Muhammad ﷺ menyaksikan beberapa orang yang memakan pohon dhari‘ (pohon kering dan
berduri), zaqqum (tumbuhan yang rasanya pahit) dan batu yang panas. Ketika
ditanyakan kepada Sayyidina Jibril ʿAlayhi al-salām, orang-orang ini adalah orang yang tidak mau
bersedekah.
5. Pezina yang lebih memilih wanita lain di luar istrinya sendiri.
Kelompok orang ini digambarkan pada saat itu seperti orang yang menggenggam
daging empuk dan daging busuk. Namun orang-orang itu memilih memakan daging
busuk dari pada daging empuk yang dibawanya. Orang-orang ini, menurut Sayyidina Jibril ʿAlayhi al-salām,
adalah orang yang lebih memilih tidur dengan perempuan lain padahal ia memiliki
istri yang sah.
6. Para perampok atau pembegal.
Nabi Muhammad ﷺ melihat golongan ini
seperti kayu yang berada di tengah jalan. Saat ada orang yang melewati jalan
tersebut, orang itu terbakar karena kayu itu.
7. Pemakan harta riba.
Nabi Muhammad ﷺ menyaksikan perumpamaan golongan
ini seperti orang yang berenang di sungai yang penuh darah.
8. Rakus jabatan.
Saat itu Nabi Muhammad ﷺ melihat golongan orang yang
memikul kayu bakar di pundaknya. Orang-orang yang termasuk golongan ini masih
terus menambah kayu bakar yang dipikulnya walaupun sebenarnya mereka tidak kuat
memikulnya.
Artikel terkait :
9. Para Da'i (sebutan bagi penceramah agama Islam) yang tidak mengamalkan ucapannya.
Para da'i ini dilihat
oleh nabi seperti sekelompok orang yang lidah dan mulut mereka dipotong dengan
menggunakan gunting besi. Setelah dipotong, mulut dan lidah mereka tumbuh
seperti semula dan dipotong lagi. Kejadian itu selalu berulang. Ini adalah
perumpamaan bagi para dai yang hanya mampu ceramah dan berorasi namun tidak
mampu mengamalkan ceramahnya untuk diri sendiri.
10. Para pengumpat.
Saat itu Nabi ﷺ melihat golongan orang yang
berkuku panjang dan terbuat dari tembaga. Mereka mencakar-cakar muka mereka
dengan kuku tersebut. Menurut Sayyidina Jibril ʿAlayhi al-salām, mereka adalah orang-orang yang mengumpat
perbuatan orang lain, namun mereka melakukan perbuatan tersebut.
11. Provokator.
Ketika itu Nabi Muhammad ﷺ melihat sebuah lubang kecil.
Tiba-tiba keluarlah seekor sapi yang besar dari lubang tersebut. Sapi itu tidak
mampu kembali masuk ke lubang tersebut karena terlalu besar. Menurut Sayyidina Jibril ʿAlayhi al-salām,
hal itu adalah perumpamaan bagi umat Rasulullah Muhammad ﷺ yang melakukan provokasi
sehingga menimbulkan masalah yang besar. Saat tersadar akan ulahnya, ia tidak
mampu menyelesaikan masalah besar tersebut.
Rasulullah Muhammad ﷺ sholat bersama para nabi
Dari Anas Radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ (وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ
فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ. يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ)
قَالَ، فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ. قَالَ، فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ
الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الأَنْبِيَاءُ. ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ
رَكْعَتَيْنِ. ثُمَّ خَرَجْتُ. فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِإِنَاءٍ
مِنْ خَمْرٍ، وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ. فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ. فَقَالَ جِبْرِيلُ: اخْتَرْتَ
الْفِطْرَةَ ثُمَّ عَرَجَ بِنَا إِلَى السَّمَاءِ.
“Aku diberi Buraq,
yaitu seekor hewan putih yang lebih besar dari himar dan lebih kecil dari
keledai. Aku mengendarainya. Dia membawaku hingga sampai ke Baitul-Maqdis. Lalu
aku mengikatnya di tempat para nabi menambatkan. Aku masuk ke Baitul-Maqdis dan
shalat dua raka’at. Setelah itu aku keluar. Malaikat Jibril menghampiriku
dengan membawa satu wadah berisi khamr dan satu wadah berisi susu. Aku memilih
susu. Malaikat Jibril Alaihissallam berkata: ‘Engkau telah (memilih) sesuai
dengan fithrah,’ setelah itu, ia membawaku naik ke langit”.
[HR Imam Ahmad dalam al-Fathur-Rabbâni, 20/251-252 dan sanadnya shahîh. Imam al-Bukhâri dalam al-Fath, 21/176, no. 5576. Imam Muslim, 1/145 no. 162. Lihat juga Imam al-Bukhâri dalam al-Fath, 21/176, no. 5610.]
Dan dalam riwayat lain dikisahkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam shalat bersama para nabi sebelum naik ke langit.
[Diriwayatkan
oleh al-Baihaqî dalam ad-Dalâil, 2/388. Doktor
Qal’ah Jay dalam Khâsyiyah berkata: “Riwayat-riwayat
tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama para nabi sebelum
mi’râj saling menguatkan”. Ibnu Hajar berkata: “Itulah
yang lebih jelas”. Beliau juga berkata: “Jumhûr sahabat
menetapkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di Baitul-Maqdis”.
Lihat hadits tentang bab ini dalam al-Fathur-Rabbâni, karya Imam
Ahmad 20/244-264, beberapa bab tentang kisah Isrâ’ dan Mi’râj
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.]
Sebagai catatan : jarak antara Mekkah-Palestina yaitu 1.224,45 km, sehingga jika pergi-pulang menjadi 2.448,90 km, dan orang-orang Arab saat itu menempuhnya dengan mengendarai kuda, dengan waktu tempuh selama dua bulan. Di kala Rasulullah Muhammad ﷺ menginformasikan bahwa perjalanan dari Mekkah ke Palestina hanya ditempuh kurang dari satu malam (lailan), sehingga masyarakat Mekkah gempar.
Kebenaran adalah milik Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Wallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan & Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Semoga bemanfaat