Kecerdasan
yang hakiki yang ada pada seorang manusia adalah kecerdasan hati, yaitu tingkat
kemampuan memahami sesuatu. Dalam Al Quran konsep kecerdasan manusia
selalu dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual yang bersumber dari nilai
kesucian fitrah yang ada dalam diri manusia.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Manusia merupakan 'Makhluk Canggih' ciptaan Sang Pencipta, Sang Penguasa Alam Semsesta beserta isinya, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Makhluk-makhluk lainnya, seperti hewan punya akal dan bisa berifikir. Namun mereka tidaklah unik dan sekompleks manusia.
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah*) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” QS. Al-Baqarah [2] : 30
Catatan Kaki
*) Dalam Al-Qur’an, kata khalīfah memiliki makna ‘pengganti’, ‘pemimpin’, ‘penguasa’, atau ‘pengelola alam semesta’.
Berbagai penelitian telah dilakukan, dimana hasil penelitian-penelitian tersebut memuat beberapa temuan , antara lain;
- Manusia diciptakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam wujud sempurna yang menjadikannya berbeda dengan makhluk lainnya.
- Akal manusia merupakan anugerah terbesar dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , yaitu dengan akalnya manusia mampu untuk berpikir & memahami berbagai hal. Bahkan mampu memahami sesuatu, dari dalam manusia itu sendiri.
- Adanya karunia Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى lainnya berupa 'Jalan Yang Lurus : Islam', maka penggunaan akal dituntun sesuai dengan norma ketentuan-Nya dengan berbagai keterbatasan yang telah ditetapkan, yang harus disadari oleh manusia sebagai mahkluk ciptaan, sehingga manusia tidak 'menuhankan akalnya' yang pada akhirnya akan merusak dunia termasuk dirinya sendiri.
- Kecerdasan manusia digambarkan melalui kemampuan manusia itu sendiri untuk mampu mengendalikan potensi 'nafsu hewani' dalam dirinya yang sering disebut nafsu syahwat, dan beriman akan adanya 'hari pembalasan', sehingga mau dan dengan ilmunya mampu untuk mempersiapkan amalan terbaiknya ( bahasa Al Qur'an : aḥsanu ‘amalā(n) , sebagaiman firman-Nya berikut :
Maha Berkah Zat yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS Al-Mulk [67] : 1
yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. QS Al-Mulk [67] : 2
Baca juga :
Perbedaan antara Akal & Kecerdasan
Apakah yang dimaksud dengan : Akal?
- Akal didefinisikan sebagai kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, berpikir kreatif, dan memahami ide-ide yang kompleks. Akal adalah dasar dari pemikiran abstrak, memungkinkan individu untuk memahami dunia mereka melalui akal dan inferensi.
- Akal menentukan kapasitas kita untuk memahami konsep-konsep abstrak seperti keindahan, keadilan, atau moralitas. Akal sangat penting untuk menganalisis informasi dan membentuk penilaian, menjadikannya alat yang sangat berharga yang digunakan di banyak bidang seperti matematika, sains, sejarah, dan sastra.
- Akal merupakan aset yang sangat berharga yang dapat dikembangkan seseorang dengan mempelajari topik yang diminati atau membaca lebih banyak materi tentang berbagai topik. Dengan cara ini, intelek adalah alat ampuh yang memiliki potensi untuk mengubah kehidupan dengan merangsang pikiran menuju pembelajaran dan kreativitas yang lebih tinggi.
Disisi lain : apakah kecerdasan?
- Kecerdasan adalah sifat mengagumkan yang telah memikat rasa ingin tahu banyak orang. Ini dapat didefinisikan dalam berbagai cara tergantung pada perspektif seseorang tetapi sering dikaitkan dengan ketajaman mental, logika, kreativitas, dan bahkan kemampuan emosional.
- Kecerdasan dapat membantu kita memproses informasi dan membuat keputusan dengan lebih efisien, memungkinkan kita menilai secara efektif setiap situasi yang dihadapi.
- Kecerdasan hanya dapat membawa kita sejauh ini jika tidak disertai dengan penilaian yang baik dan integritas moral; lagipula, kecerdasan dapat digunakan untuk kebaikan dan keburukan. Kecerdasan harus dipupuk karena tidak pernah bisa hilang dari kehidupan kita atau berhenti meningkatkan kemampuan kita.
Sehingga dalam konsep ilmu pengetahuan manusia secara umum : akal adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Ini adalah kapasitas untuk logika dan penalaran. Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan menerapkan apa yang telah kita pelajari pada suatu situasi. Sehingga setiap orang memiliki tingkat kecerdasan dan kecerdasan yang berbeda. Sehingga ada sebuah istilah : "Jika Anda ingin meningkatkan kecerdasan Anda, tantang diri Anda dengan masalah yang sulit, baca tentang topik yang rumit, dan habiskan waktu dengan orang yang lebih pintar dari Anda".
Bagaimana Akal & Kecerdasan Manusia menurut Islam ?
Ajaran Islam menjelaskan Kecerdasan Akal secara lebih kompleks dan holistik. Dimana fungsi kecerdasan akal manusia dalam ajaran Islam adalah : tadhakkur, tadabbur, tafakkur serta kesadaran manusia akan anugerah ilmu dan keimanan yang telah dikaruniakan oleh Allah Yang Maha Pemurah.
Informasi Alquran yang mengacu kepada kecerdasan ini terkandung dalam tiga konsep utama, yakni: Uli al-Abshar, Uli al-Albab, dan Uli an-Nuha. Ketiganya dapat dimaknai sebagai orang yang berakal sehat disertai dengan hati yang bersih, selalu dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual yang bersumber dari fitrahnya.
Kecerdasan hakiki yang ada pada diri seorang manusia adalah terletak pada 'kecerdasan hatinya', yaitu suatu fase atau tingkatan yang dicapai seorang manusia untuk mampu memahami sesuatu.
Dimana dalam Al Quran konsep kecerdasan akal manusia ini akan selalu dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual yang bersumber dari 'kesucian fitrah' seorang manusia ketika dilahirkan, dimana faktor pengaruh lingkungan sangat mempengaruhi pada fase-fase dalam perjalanan hidupnya.
Pada artikel yang terdahulu kita telah membahas tiga tingkatan kecerdasan akal yang dimiliki makhluk yang bernama manusia, menurut ajaran Islam yang telah disampaikan oleh Utusan-Nya, Rasulullah Muhammad ﷺ :
Sehingga dengan kecerdasan akalnya manusia akan dituntun untuk memahami dan mengamalkan : Islam, Iman, dan Ihsan.
Baca juga :
Inilah yang dimaksud Ajaran Islam menjelaskan 'Kecerdasan Akal Manusia' secara lebih kompleks dan holistik. Dalam tingkatan yang mana kecerdasan akal kita saat ini ? Hanya diri pribadi kita masing-masing yang mampu menjawabnya. Sehingga Pertanyaan berikutnya pun seharusnya akan terus menjadi 'pekerjaaan rumah terbesar' kita : "Sudah kita sekarang sudah seperti yang diinginkan oleh Sang Pencipta Alam Semesta dan para Utusan-utusan-Nya, khususnya : Rasulullah Muhammad ﷺ ?"
Kebenaran adalah milik Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , Wallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan & Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Semoga bemanfaat.