Post Top Ad

Penting bagi seorang muslim mengetahui kenang-kenangan dari peristiwa Mi’râj Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam ibadah Sholat yang kita lakukan. Apa saja kenangan-kenangan yang diabadikan pada ibadah sholat ? Dan mengapa ibadah sholat itu wajib bagi setiap muslim ?






Sebelum kita belajar menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Mari terlebih dahulu kita membaca Al-Fatihaah, [baca : Mari 'meluruskan niat' dengan Surah Al-Faatihah ], semoga Allah Yang Maha Raḥmān & Raḥīm berkenan memberikan petunjuk-Nya kepada kita dan memudahkan untuk memahaminya :



أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ



بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ



امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ



Sholat merupakan salah satu perwujudan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. Wujud pengabdian kepada Pencipta-Nya. Perintah sholat bnyak tertulis dalam Al Qur'anul Karim, salah satunya tersebut sebagaimana firman-Nya sebagai berikut :


الۤمّۤ ۚ

Alif lām mīm.

Alif Lām Mīm. QS. Al- Baqarah [1] : 1


ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Żālikal-kitābu lā raiba fīh(i), hudal lil-muttaqīn(a).

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, QS. Al- Baqarah [1] : 2


الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ


Al-lażīna yu'minūna bil-gaibi wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a).

(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, QS. Al- Baqarah [1] : 3


وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ

Wal-lażīna yu'minūna bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablik(a), wabil-ākhirati hum yūqinūn(a).

dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat. QS. Al- Baqarah [1] : 4

Ilustrasi : Menembus ruang & waktu


Bahkan shalat merupakan amal yang pertama kali dihisab kelak di hari kiamat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah   bersabda :


إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ

Sesungguhnya amal pertama kali yang akan dihisab dari seorang hamba adalah salatnya(HR. Tirmidzi).




Perintah Sholat Wajib saat peristiwa  Mi’râj Rasulullah Muhammad ﷺ


Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa naik melewati beberapa langit. Pada setiap langit, Malaikat Jibril ʿAlayhi s-salām minta agar dibukakan pintu langit lalu ia ditanya: “Siapakah yang bersamamu?” Sayyidina Jibril ʿAlayhi s-salām menjawab,”Muhammad,” penghuni langit itupun menyambutnya .......


..... di langit ketujuh berjumpa dengan Nabi Ibrâhîm Alaihissallam yang sedang bersandar pada Baitul-Ma’mûr. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan perjalanan sampai ke Shidratul-Muntahâ (langit tertinggi). Di sinilah, Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada Nabi Muhammad   dan umatnya untuk menegakkan shalat 50 kali sehari semalam.


...... Setelah itu, ketika Nabi Musâ Alaihissallam meminta Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon keringanan lagi, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Aku sudah memohon kepada Rabbku sehingga aku merasa malu,” lalu terdengar suara: “Aku telah menetapkan yang Aku fardhukan, dan Aku telah memberikan keringanan kepada para hamba-Ku”.

 

Imam Al-Bukhâri dalam al-Fath, 13/24, no. 3207. Muslim, 1/149, no. 163Imam Ahmad dalam al-Fathur-Rabbâni, 20/247-248 dari hadits Anas bin Mâlik bin Sha’sha’ah Radhiyallahu anhu , dan sanadnya shahîhImam an-Nasâ’i1/217.


Artikel terkait :



Apa saja kenang-kenangan saat peristiwa  Mi’râj Rasulullah Muhammad ﷺ yang sampai saat ini diabadikan oleh umat Muslim ?


Peristiwa isrâ’ dan mi’râj diriwayatkan dalam banyak hadits. Sebagai contoh : Imam al-Bukhâri رحمه الله memiliki 20 riwayat dari enam sahabat رضي الله عنهم . sedangkan Imam Muslim رحمه الله memiliki 18 riwayat dari tujuh sahabat رضي الله عنهم . Di antara hadits ini, tidak ada satu pun yang menjelaskan secara lengkap semua kejadian Isrâ‘ dan Mi’râj ini dari awal sampai akhir, tetapi masing-masing menceritakan bagian per-bagian.


Bagaimana tata cara melakukan ibadah sholat menurut ajaran Islam?  


Dalam hadist dari salah satu sahabat Nabi  , Malik bin Huwairis Radhiyallāhu ′Anhu (رضي الله عنه) :


 قَا لَ رَسُولٌ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : صَلٌّوْا كَمَا رَأَيْتٌمٌوْنِي أٌصَلِّيْ

 

Rasulullah   bersabda, “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku melakukan shalat”.



1. Niat kemudian takbiratul ikhram

Mengangkat tangan & Takbir

Hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim:

إِنمَا الْاَعْمَالُ بِا لنِّيَّا تِ

"Sesungguhnya (sahnya) amal itu tergantung kepada niat’’

 

اِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ

Bila kamu menjalankan shalat, takbirlah…”

 

Hadist diatas menjelaskan bahwa Rasulullah  mengajarkan tentang bertakbir dalam shalat yaitu ketika Beliau  menghadap ke kiblat dan mengangkat kedua belah tangannya dengan membaca : "Allahu Akbar".



2. Membaca do'a iftitah :


Doa iftitah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, dari sahabat Rasulullah  , Abu Hurairah Radhiyallāhu ′Anhu (رضي الله عنه) :


اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ



Terjemahannya, kurang lebih : Ya Allah jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.


Berdiri sambil melipat tangan kanan diatas tangan kiri 

Atau membaca do’a Iftitah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari 'Ali bin Abi Thalib RA. Bacaan ini dipakai oleh Imam Al- Syafi'i dan Ibn Mundzir :


اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ"


 

Terjemahannya : "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah. Maha Suci Allah pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku (hatiku) kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri, dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim."




3. Bacaan pada Surah Al-Faatihah merupakan dialog langsung antara Nabi Muhammad dengan Allah. [diwajibkan untuk membaca Surat Al Faatihah ketika melakukan ibadah Sholat]


Ibadah sholat merupakan salah satu cara melestarikan dialog antara Rasulullah Muhammad   dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى saat peristiwa Mi’râj. Al-Faatihah merupakan komunikasi [baca : percakapan] antara Rasulullah Muhammad ﷺ dengan Sang Penguasa Alam Semesta, ketika Beliau ﷺ  Mi’râj menghadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sehingga sampai saat ini peristiwa itu diabadikan sebagai kewajiban untuk membaca Al-Faatihah saat sholat.


Sebagai sebuah bentuk komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Surah Al-Faatihah terbagi menjadi dua, yakni separuh bagian pertama untuk Allah  سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan separuh bagian kedua untuk hamba-hamba-Nya :

 

Diawali puji-pujian kepada Sang Pencipta, yang pertama dengan menyebut Asma'-Nya, Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, pada bacaan Bismillah, kemudian dengan pujian bahwa : Segala puji hanyalah milik-Nya(Alhamdulillah) dan menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan seru sekalian alam (ayat 1/2), Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (ayat 2/3), dan Dia-lah yang menguasai Hari Pembalasan (ayat 3/4).


Tiga ayat terakhir merupakan separuh bagian hamba, dimulai dengan "Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada-Mu-lah, kami memohon pertolongan" (ayat 4/5), kemudian memohon untuk menunjukkan sirathalmustakim (jalan yang lurus), yakni jalan yang diberikan telah diberikan nikmat (ayat 5-6/6-7).

Membaca Surat Al Fatihah merupakan suatu hal yang wajib dilakukan ketika shalat setiap rakaatnya.

  

عَنْ عِبَاَدَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنِ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

 

Rasulullah  bersabda, “Tidak sah shalatnya orang yang tidak membaca permulaan Kitab (Fatihah).” 

Setelah membaca surah Al Faatihah dianjurkan untuk membaca surat-surat pendek


Disamping surah Al-Faatihah, terdapat 2 buah surat dan 2 buah ayat istimewa di dalam al Qur'an yang diturunkan langsung oleh Allah  سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  dari perbendaharaan 'Arsy, dan tidak diturunkan kepada Nabi-nabi yang terdahulu :

  

 

 

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قال : أَرْبعُ آياتٍ مِنْ كَنْزِ الْعَرْشِ لَيْسَ يَنْزِلُ مِنْهُ شَيْءٌ غيرُهن غيرُ أمِّ الكِتَابِ فَإِنَّهُ يَقُوْلُ: وَإنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ، وآيةُ الْكُرْسِي ، وَخَاتِمَةُ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ، وَاْلكَوْثَر.

 

“Dari Abu Umamah beliau berkata: ada empat ayat yang turun dari perbendaharan ‘Arsy, tidak ada yang turun darinya selain yang empat ini. Surat al-Faatihah, ayat kursi, akhir surat al-Baqoroh, dan surat al-Kautsar.” (H.R at-Thabarâniy, dengan syawahid yang menguatkan keshahihannya seperti al-Baihaqiy dll).


Diagram Padang Mahsyar menurut manuskrip Futuhat al-Makkiyyah oleh ahli tasawuf dan filsuf Muslim Ibnu Arabica. 1238


Baca juga :


4. Ruku' dan tuma'ninah 

Nabi Muhammad  pernah bersabda dalam hadist riwayat Bukhari No. 793 dan Muslim No. 397 :

 

ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا

 

“kemudian, rukuklah dan thuma’ninahlah saat rukuk.”

Cara melakukan Ruku' yang benar

Ruku’ dilakukan dengan melapangkan punggung dengan leher dan kedua belah tangan memegang lutut sambil membaca do'a :

 

سُبْحَانَكَ اللّهم رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللّهم اغْفِرْلِيْ

 

Artinya: "Maha Suci Engkau, ya Allah. Dan dengan memuji Engkau, ya Allah, aku memohon ampun."



5. I’tidal setelah rukuk dan Thuma’ninah

bangkit dari ruku' dan i'tidal


Rukun I’tidal ini dilakukan dengan mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbiratul ihram. Terdapat bacaan do'a ketika bersamaan mengangkat kedua belah tangan:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

“Allah mendengar orang yang memuji Nya”

 

Setelah itu membaca doa:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

“Ya Tuhanku, segala puji itu bagi engkau”


Ataupun juga dapat membaca:

 

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموتِ وَمِلْ ءُالْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

 

Ya Allah, Tuhanku, bagiMu segala puji, sepenuh semua langit, sepenuh bumi, dan sepenuh semua apa yang Kau sukai dari sesuatu apapun”


Selain itu bacaan doa i’tidal yaitu :

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّناَ وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًافِيْهِ

“Allah mendengar orang yang memujinya. Ya Tuhanku, bagi Mulah segala puji, pujian yang banyak, baik dan memberkati”.



6. Sujud dua kali dalam satu rekaat


Rukun ini dilakukan dengan takbir, letakkan kedua lutut dan jari kakimu diatas tanah, lalu kedua tanganmu, kemudian dahi dan hidung. Dengan menghadapkan ujung jari kakimu ke arah kiblat serta meregangkan tanganmu daripada kedua lambungmu dengan mengangkat sikumu. 



Beberapa bacaan doa ketika sujud yaitu :


سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللهُمَّ اغْفِرْلِيْ


“ Maha suci Engkau, Ya Allah, dan dengan memuji kepada Engkau, Ya Allah, aku memohon ampun”

 



Ataupun dengan salah satu doa Nabi Muhammad  :

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى

“Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi”

 

Atau berdoa :


سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبٌّ الْمَلَا ئِكَةِ وَالرُّوْحِ


“Maha Suci, Maha Kudus, Tuhannya sekalian Malaikat dan Ruh (Jibril).



7. Duduk di antara dua sujud

duduk diantara dua sujud (iftirasy)

Duduk diantara dua sujud ini dilakukan dengan mengangkat kepala seraya bertakbir dan duduk tenang. Bacaan doa ketika duduk diantara dua sujud :

 

اَللّهُمَ اغْفِرْلِيْ وارْحَمنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ

 

“ Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku dan berikanlah rezeki kepadaku”

 

8. Bacaan Sholat: Tasyahud Akhir

Duduk tawarruk pada rakaat terakhir

Bacaan do'a tasyahud akhir :

 

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّوَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَأَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 

“Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah, Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nyautusan-Nya,”


duduk tahiyat akhir



Tahiyat merupakan yang diucapkan pertama kali oleh Nabi Muhammad  kepada Allah, ketika Beliau ﷺ  Mi’râj menghadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى 


Sidratul Muntahā, setiap daunnya ditempati para malaikat yang selalu berzikir pada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sehingga Sidratul Muntahā layak disebut puncak ketinggian yang diketahui makhluk. Itu pun hanya Rasulullah  yang mengetahuinya. Sampai-sampai malaikat Jibril ʿAlayhi s-salām pun tidak bisa memasukinya. Demikian seperti yang diakui sayyidina Jibril ʿAlayhi s-salām sendiri :

 

 إني لم أجاوز هذا الموضع، ولم يؤمر أحد بالمجاوزة عن هذا الموضع غيرك

 

Artinya, “Aku tidak bisa melewati tempat ini. Tidak ada satu pun yang diperintah melewati tempat ini kecuali engkau.” Setibanya di Sidratul Muntahā, salam yang terucap dari lisan Rasulullah . adalah, “At-tahayiyyatul mubarakatus shalawatu lillah." Dijawab oleh Allah, “Assalamu alaika ayyuhan-nabiyy warahmatullahi wabarakatuh.” Dijawab lagi oleh Rasulullah , “Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadillahis shalihin.” Bacaan inilah yang hingga sekarang menjadi bacaan tahiyat shalat kita selaku umat Rasulullah . (Lihat: Tafsir az-Zamarqandi, juz I/189).


baca juga : 


Kemudian para malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan:

“Asyhadu Alla ilaaha illallah, wa asy hadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu”, yang artinya Kami bersaksi bahwa tiada Illah selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah.


Sholawat Ibrahim wujud penghargaan umat Muslim kepada Nabiyulah Ibrahim as.


Lafaz Sholawat Ibrahimiyah yang terdapat dalam Hadis Imam Al-Bukhari sebagai berikut :


 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

 

Transliterasi :

Allahumma sholli 'alaa Muhammadin wa’alaa Aali Muhammadin, Kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiima wa’alaa Aali Ibrahiima, wa Baarik ‘alaa Muhammadin wa 'alaa Aali Muhammadin, Kamaa Baarakta ‘alaa Ibraahima wa ‘alaa Aali Ibraahima, Fil 'Aalamiina innaka hamiidun Majiidun.


Terjemahan :

"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."



Disebutkan dalam kisah lain gambaran kekaguman Nabi Ibrahim kepada umat Nabi Muhammad. Syekh Nawawi dalam karyanya Qami’ at-Tughyan, menyebutkan :

 

 وكان يكنى أبا الضيفان وأراد أن يجعل لأمة محمد صلى الله عليه وسلم ضيافة إلى يوم القيامة 

 

Nabi Ibrahim  ʿAlayhi s-salām  memiliki satu keinginan yaitu menjamu umat Nabi Muhammad  ﷺ  (menjadikannya tamu) hingga hari kiamat. (lihat: syekh Muhammad Nawawi Bin UmarQami’ at-Tughyan, Indonesia: Haramain, hal. 22).


Setelah membaca sholawat Ibrahim, kemudian membaca doa untuk memohon perlindungan:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّفِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.”



9. Melakukan salam


menengokkan kepala dan mengucap salam

Menurut hadist Rasulullah   dari Ali bin Abi Thalib bahwasannya kunci pembuka shalat itu wudhu, permulaannya takbir dan penghabisannya salam.

Membaca salam :

 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ketika kepala menengok ke kanan dan ke kiri

 

 

Penutup

Setelah kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog antara Rasulullah ﷺ dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, saat ini, ketika kita ingin berkomunikasi dengan Sang Pencipta, maka sholat itulah medianya. 

Sehingga, apabila sholat itu adalah sebuah wujud dialog kita [hamba-Nya] dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى [Sang Pencipta Alam Semesta], apakah kita masih tetap terburu-buru ketika melakukannya ???


 

...... Kemudian laki-laki [Malaikat Jibril  ʿAlayhi s-salām ] tersebut bertanya lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau  bersabda: “(Ihsan adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Dia melihatmu.” .... (HR Imam Muslim). [ Baca : Islam, Iman, dan Ihsan (Kisah Jibril AS mendatangi Nabi SAW dalam wujud manusia) ]

Kebenaran adalah milik  Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَىWallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan &  Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.


Semoga bemanfaat

Related Posts

Post Bottom Ad