Penting bagi seorang muslim mengetahui kenang-kenangan dari peristiwa Mi’râj Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dilestarikan sampai sekarang.
Apa saja kenangan-kenangan
itu ?
Sebelum kita membahasnya, mari terlebih dahulu kita membaca & meresapi makna Al-Fatihaah, [baca : Mari 'meluruskan niat' dengan Surah Al-Faatihah ], semoga Allah Yang Maha Raḥmān & Raḥīm berkenan memudahkan petunjuk-Nya kepada kita untuk memahaminya :
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Ibadah Sholat Wajib, diperintahkan saat peristiwa Mi’râj Rasulullah Muhammad ﷺ
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa naik melewati beberapa langit. Pada setiap langit, Malaikat Jibril ʿAlayhi s-salām minta agar dibukakan pintu langit lalu ia ditanya: “Siapakah yang bersamamu?” Sayyidina Jibril ʿAlayhi s-salām menjawab,”Muhammad,” penghuni langit itupun menyambutnya .......
..... di langit
ketujuh berjumpa dengan Nabi Ibrâhîm ʿAlayhi s-salām yang sedang bersandar pada
Baitul-Ma’mûr. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan
perjalanan sampai ke Shidratul-Muntahâ (langit tertinggi). Di sinilah, Allah
Azza wa Jalla mewajibkan kepada Nabi Muhammad ﷺ dan umatnya
untuk menegakkan shalat 50 kali sehari semalam.
...... Setelah itu,
ketika Nabi Musâ ʿAlayhi s-salām meminta Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam memohon keringanan lagi, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata: “Aku sudah memohon kepada Rabbku sehingga aku merasa malu,” lalu
terdengar suara: “Aku telah menetapkan yang Aku fardhukan, dan Aku telah
memberikan keringanan kepada para hamba-Ku”.
Imam Al-Bukhâri
dalam al-Fath, 13/24, no. 3207. Muslim, 1/149, no. 163. Imam Ahmad dalam
al-Fathur-Rabbâni, 20/247-248 dari hadits Anas bin Mâlik bin Sha’sha’ah
Radhiyallahu anhu , dan sanadnya shahîh. Imam an-Nasâ’i, 1/217.
Artikel terkait :
Apa saja kenang-kenangan peristiwa Mi’râj Rasulullah Muhammad ﷺ sehingga diabadikan pada ibadah sholat sampai saat ini ?
Peristiwa isrâ’ dan mi’râj diriwayatkan dalam banyak hadits. Sebagai contoh : Imam al-Bukhâri رحمه الله memiliki 20 riwayat dari enam sahabat رضي الله عنهم . sedangkan Imam Muslim رحمه الله memiliki 18 riwayat dari tujuh sahabat رضي الله عنهم . Di antara hadits-hadits tersebut, tidak ada satu pun yang menjelaskan secara lengkap semua kejadian Isrâ‘ dan Mi’râj ini dari awal sampai akhir, tetapi masing-masing menceritakan bagian per-bagian.
Artikel ini akan membahas bagimana dialog yang terjadi saat peristiwa Mi’râj, antara Rasulullah Muhammad ﷺ dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , mohon maafkan kami apabila terdapat kesalahan pada urutan-urutannya :
- at-Taḥiyyât merupakan ucapan salam Nabi Muhammad ﷺ kepada Allah, saat Beliau ﷺ Mi’râj menghadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Ketika Rasulullah Muhammad ﷺ. dan malaikat Jibril ʿAlayhi s-salām melewati Shidratul-Muntahâ yang diliputi oleh awan yang di dalamnya memancar kilauan cahaya yang berwarna-warni, maka malaikat Jibril ʿAlayhi s-salām memilih berhenti dan membiarkan Nabi ﷺ berjalan sendiri. Ketika Nabi ﷺ. sampai di maqâm khiṭâb, beliau ﷺ langsung mengucap salam,
“ at-taḥiyyât al-mubârakât aṣ-ṣalawât aṭ-ṭayyibât lillâh "
[kitab Syarḥ Kâsyifah as-Sajâ (hlm. 64)]
Dalam riwayat yang lain, Sidratul Muntahā digambarkan bahwa setiap daunnya ditempati para malaikat yang selalu berzikir pada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sehingga Sidratul Muntahā layak disebut puncak ketinggian yang diketahui makhluk. Itu pun hanya Rasulullah ﷺ yang mengetahuinya. Sampai-sampai malaikat Jibril ʿAlayhi s-salām pun tidak bisa memasukinya. Demikian seperti yang diakui sayyidina Jibril ʿAlayhi s-salām sendiri :
إني لم
أجاوز هذا
الموضع، ولم
يؤمر أحد
بالمجاوزة عن
هذا الموضع
غيرك
Artinya, “Aku tidak bisa melewati tempat ini. Tidak ada satu pun
yang diperintah melewati tempat ini kecuali engkau.” Setibanya di Sidratul Muntahā, salam yang terucap dari lisan Rasulullah ﷺ. adalah, “At-tahayiyyatul
mubarakatus shalawatu lillah." Dijawab oleh Allah, “Assalamu alaika
ayyuhan-nabiyy warahmatullahi wabarakatuh.” Dijawab lagi oleh Rasulullah ﷺ,
“Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadillahis shalihin.” Bacaan inilah yang hingga
sekarang menjadi bacaan tahiyat shalat kita selaku umat Rasulullah ﷺ. (Lihat:
Tafsir az-Zamarqandi, juz I/189).
Kemudian para malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan:
“Asyhadu Alla ilaaha illallah, wa asy hadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu”, yang artinya Kami bersaksi bahwa tiada Illah selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah.
baca juga :
Pendapat beberapa Ulama tentang : "Bacaan Tahiyat merupakan Dialog Rasulullah ﷺ dan Allah" [hadits tentang Do'a Tahiyat]
Pendapat beberapa Ulama tentang : "Bacaan Tahiyat merupakan Dialog Rasulullah ﷺ dan Allah" [hadits tentang Do'a Tahiyat]
- Al-Faatihah merupakan dialog langsung antara Nabi Muhammad dengan Allah, setelah Nabi ﷺ mengucapkan kalimat tahiyat [diwajibkan untuk membaca Surat Al Faatihah ketika Sholat]
Al-Faatihah merupakan komunikasi [baca : percakapan] antara Rasulullah Muhammad ﷺ dengan Sang Pencipta & Penguasa Alam Semesta, ketika Beliau ﷺ Mi’râj menghadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sehingga sampai saat ini peristiwa itu diabadikan sebagai kewajiban untuk membaca Al-Faatihah saat sholat.
Sebagai sebuah bentuk komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Surah Al-Faatihah terbagi menjadi dua, yakni separuh bagian pertama untuk Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan separuh bagian kedua untuk hamba-hamba-Nya :
Diawali puji-pujian kepada Sang Pencipta, yang pertama dengan menyebut Asma'-Nya, Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, pada bacaan Bismillah, kemudian dengan pujian bahwa : Segala puji hanyalah milik-Nya(Alhamdulillah) dan menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan seru sekalian alam (ayat 1/2), Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (ayat 2/3), dan Dia-lah yang menguasai Hari Pembalasan (ayat 3/4).
Tiga ayat terakhir merupakan separuh bagian hamba, dimulai dengan "Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada-Mu-lah, kami memohon pertolongan" (ayat 4/5), kemudian memohon untuk menunjukkan sirathalmustakim (jalan yang lurus), yakni jalan yang diberikan telah diberikan nikmat (ayat 5-6/6-7).
- Ayat-ayat Istimewa yang diberikan langsung oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada Rasulullah Muhammad ﷺ
Surah Al-Faatihah adalah salah satu dari 2 buah surat dan 2 buah ayat istimewa dalam al Qur'an, yang diturunkan langsung oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari perbendaharaan 'Arsy, yang tidak diturunkan kepada Nabi-nabi yang terdahulu :
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قال : أَرْبعُ آياتٍ مِنْ كَنْزِ الْعَرْشِ لَيْسَ يَنْزِلُ مِنْهُ شَيْءٌ غيرُهن غيرُ أمِّ الكِتَابِ فَإِنَّهُ يَقُوْلُ: وَإنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لعَلِيٌّ حَكِيْمٌ ، وآيةُ الْكُرْسِي ، وَخَاتِمَةُ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ، وَاْلكَوْثَر.
“Dari Abu Umamah beliau berkata: ada empat ayat yang turun dari perbendaharan ‘Arsy, tidak ada yang turun darinya selain yang empat ini. Surat al-Faatihah, ayat kursi, akhir surat al-Baqoroh, dan surat al-Kautsar.” (H.R at-Thabarâniy, dengan syawahid yang menguatkan keshahihannya seperti al-Baihaqiy dll).
Baca juga :
- Sholawat Ibrahim dilestarikan pada ibadah sholat saat duduk tasyahud
Ketika Nabi ﷺ diangkat ke langit ke 7, beliau ﷺ bertemu Nabiyullah Ibrahim ʿAlayhi s-salām, dalam sebuah riwayat, Beliau Nabiyullah Ibrahim ʿAlayhi s-salām mengirimkan salam kepada seluruh umat Nabiyullah Rasulullah Muhammad ﷺ :
عن ابن مسعود رضي
الله عنه مرفوعاً: «لَقِيْتُ إبراهيم ليلة أُسْرِيَ بي، فقال: يا محمد
أقْرِىء أُمَّتَكَ مِنِّي السَّلام، وأَخْبِرْهُم أن الجنَّة طَيّبَةُ التُّربَة،
عَذْبَةُ الماء، وأنها قِيعَانٌ وأن غِراسَها: سُبْحَان الله، والحمد لله، ولا
إله إلا الله، والله أكبر».
[حسنه الشيخ الألباني في صحيح الجامع الصغير وزيادته، وضعفه في مشكاة المصابيح]
- [رواه الترمذي]
Dari Ibnu Mas’ūd -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah -ṣallallāhu
'alaihi wa sallam- bersabda, “ Aku menemui Ibrahim pada malam aku diperjalanankan (Isra’). Lalu ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikanlah salam dariku
untuk umatmu, dan sampaikan kepada mereka bahwa surga itu tanahnya semerbak,
airnya tawar dan ia adalah tempat yang sangat lapang. Tanamannya adalah: Subhḥānallāh, walḥamdulillāh, wa lā ilāha illallāh,
wallāhu akbar.”
(Hadis
hasan - Diriwayatkan oleh Imam Tirmiżi)
baca juga :
Menembus Lapisan Langit, Melintas Batas [Hadis Sahih tentang Isrâ’ dan Mi’râj Rasulullah Muhammad ﷺ]
[حسنه الشيخ الألباني في صحيح الجامع الصغير وزيادته، وضعفه في مشكاة المصابيح] - [رواه الترمذي]
baca juga :
Menembus Lapisan Langit, Melintas Batas [Hadis Sahih tentang Isrâ’ dan Mi’râj Rasulullah Muhammad ﷺ]
Lafaz Sholawat Ibrahimiyah yang terdapat dalam Hadis Imam
Al-Bukhari adalah sebagai berikut :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Transliterasi :
Allahumma sholli 'alaa Muhammadin wa’alaa Aali
Muhammadin, Kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiima wa’alaa Aali Ibrahiima, wa Baarik
‘alaa Muhammadin wa 'alaa Aali Muhammadin, Kamaa Baarakta ‘alaa Ibraahima wa
‘alaa Aali Ibraahima, Fil 'Aalamiina innaka hamiidun Majiidun.
Terjemahan :
"Ya Allah, limpahkanlah
rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana
telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad,
sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi
keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan
Maha Agung."
Disebutkan dalam kisah lain
gambaran kekaguman Nabiyullah Ibrahim ʿAlayhi s-salām kepada umat Nabi Muhammad ﷺ. sebagaimana Syekh Nawawi dalam
karyanya Qami’ at-Tughyan, menyebutkan :
وكان يكنى أبا الضيفان وأراد أن يجعل لأمة محمد صلى الله عليه وسلم ضيافة إلى يوم القيامة
Nabi Ibrahim ʿAlayhi s-salām memiliki satu keinginan yaitu menjamu umat
Nabi Muhammad ﷺ (menjadikannya tamu) hingga hari
kiamat. (lihat: syekh Muhammad Nawawi Bin Umar, Qami’ at-Tughyan, Indonesia:
Haramain, hal. 22).
- Ibadah sholat adalah wujud melestarikan peristiwa Isra' & Mi'raj Rasulullah ﷺ
Sholat merupakan salah satu perwujudan ketaqwaan & ketaatan seorang hamba kepada Tuhan-nya. Dan juga merupakan wujud pengabdian kepada Pencipta-Nya. Perintah sholat banyak tertulis dalam Al Qur'anul Karim, salah satunya tersebut sebagaimana firman-Nya sebagai berikut :
الۤمّۤ ۚ
Alif Lām Mīm. QS. Al- Baqarah [1] : 1
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, QS. Al- Baqarah [1] : 2
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, QS. Al- Baqarah [1] : 3
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat. QS. Al- Baqarah [1] : 4
Setelah kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog antara Rasulullah ﷺ dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, saat ini, ketika kita ingin berkomunikasi dengan Sang Pencipta, maka sholat itulah medianya.
Sehingga, apabila sholat itu adalah sebuah wujud dialog kita [hamba-Nya] dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى [Sang Pencipta Alam Semesta], apakah kita masih tetap terburu-buru ketika melakukannya ???
...... Kemudian laki-laki [Malaikat Jibril ʿAlayhi s-salām ] tersebut bertanya lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau ﷺ bersabda: “(Ihsan adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Dia melihatmu.” .... (HR Imam Muslim). [ Baca : Islam, Iman, dan Ihsan (Kisah Jibril AS mendatangi Nabi SAW dalam wujud manusia) ]
Mohon maafkan kami jika terdapat kesalahan tata urutan pada artikel ini. Urutan kami dasarkan atas :
✓ Adab bagaimana ketika kita bertamu, terlebih 'menghadap' Tuhan, Sesembahan seluruh makhluk.
✓ Urutan tata cara ibadah sholat
✓ Urutan & tata letak ayat-ayat di dalam Al Qur'anul Karim.
Kebenaran adalah milik Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Wallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan & Rahiim berkenan memudahkan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Semoga bemanfaat