Post Top Ad

Tidak ada satu pun yang dapat menyamai sifat wajib Tuhan. Tuhan memiliki sifat-sifat yang menunjukkan kesempurnaannya. Sifat-sifat ini dikenal sebagai sifat wajib bagi Allah. Umat muslim dianjurkan untuk memahami dan meyakini sifat-sifat wajib tersebut.





Mari terlebih dahulu kita membaca Al-Fatihaah, [baca : Mari 'meluruskan niat' dengan Surah Al-Faatihah ], semoga Allah Yang Maha Raḥmān & Raḥīm berkenan memberikan petunjuk-Nya dan memudahkan kita memahami berbagai tanda-tanda kekuasan-Nya :



أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ


بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ


امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ


Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang sifat-sifat Allah :



1. Wujuud

Wujuud artinya : artinya sifat wajib bagi Allah yang pasti ada dan tidak bergantung kepada siapa pun.


" ... ..

Kemudian laki-laki tersebut bertanya lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau  bersabda: “(Ihsan adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Dia melihatmu.” 

.... ..." (HR Muslim )


“Pikirkanlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu memikirkan (hakikat) Dzat Allah, karena sesungguhnya kamu tidak akan mampu melakukannya.” (HR. Abu Asy-Syaikh)

Baca juga :

2. Qidam

Qidam artinya sifat wajib bagi Allah yang awal atau terdahulu. Maksudnya Allah sudah ada sebelum dunia tercipta.


هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ


Huwal-awwalu wal-ākhiru waẓ-ẓāhiru wal-bāṭin(u), wa huwa bikulli syai'in ‘alīm(un).

Dialah Yang Maha Awal, Maha Akhir, Maha Dhahir, dan Maha Bathin.1) Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. QS. Al-Hadiid [57] : 3


Catatan Kaki
1) Maha Awal berarti telah ada sebelum segala sesuatu ada sehingga tidak ada yang mendahului-Nya; Maha Akhir berarti akan hidup selamanya setelah segala sesuatu musnah; Maha Dhahir berarti wujud-Nya begitu nyata, baik melalui perenungan atas alam semesta yang Dia ciptakan maupun melalui pembuktian logika dan rasa; dan Maha Bathin berarti bahwa Dzat dan hakikat-Nya tidak bisa dijangkau, baik dengan mata, akal, maupun khayal.




3. Baqaa

Baqaa artinya : sifat wajib bagi Allah yang abadi atau kekal. Tidak ada yang bisa menghancurkan-Nya.


وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ


Wa lā tad‘u ma‘allāhi ilāhan ākhar(a), lā ilāha illā huw(a), kullu syai'in hālikun illā wajhah(ū), lahul-ḥukmu wa ilaihi turja‘ūn(a).


Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada tuhan selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Dzat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan. QS. Al-Qashash [28] : 88




4. Mukhaalafatuhu Lilhawaadits

Mukhaalafatuhu lilhawaadits artinya : sifat wajib bagi Allah yang berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.


فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Fāṭirus-samāwāti wal-arḍ(i), ja‘ala lakum min anfusikum azwājaw wa minal-an‘āmi azwājā(n), yażra'ukum fīh(i), laisa kamiṡlihī syai'(un), wa huwas-samī‘ul-baṣīr(u).


(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. QS. Asy- Syuuraa [42] : 11




5. Qiyaamuhu Binafsih

Qiyaamuhu binafsih artinya : sifat wajib bagi Allah yang tidak membutuhkan bantuan dari siapa pun.


۞ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اَنْتُمُ الْفُقَرَاۤءُ اِلَى اللّٰهِ ۚوَاللّٰهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ


Yā ayyuhan-nāsu antumul-fuqarā'u ilallāh(i), wallāhu huwal-ganiyyul-ḥamīd(u).


Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah. Hanya Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. QS. Faathir [35] - 15




6. Wahdaaniyat

Wahdaaniyat artinya : sifat wajib bagi Allah yang Esa atau tunggal karena Allah tidak memiliki sekutu.


لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ


Lau kāna fīhimā ālihatun illallāhu lafasadatā, fa subḥānallāhi rabbil-‘arsyi ‘ammā yaṣifūn(a).


Seandainya pada keduanya (langit dan bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Maha Suci Allah, Tuhan pemilik ʻArasy, dari apa yang mereka sifatkan. QS. Al-Anbiyaa' [21] : 22

Artikel terkait :

7. Qudrat

Qudrat artinya : sifat wajib bagi Allah yang Berkuasa karena Allah adalah Pemegang kuasa terhadap segalanya.


وَاَوْرَثَكُمْ اَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ وَاَرْضًا لَّمْ تَطَـُٔوْهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا


Wa auraṡakum arḍahum wa diyārahum wa amwālahum wa arḍal lam taṭa'ūhā, wa kānallāhu ‘alā kulli syai'in qadīrā(n).

Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah, harta benda mereka, dan tanah yang belum kamu injak.2) Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

Catatan Kaki

2) Yang dimaksud tanah yang belum diinjak pada ayat ini adalah tanah yang akan dimasuki oleh tentara muslim.




8. Iraadat

Iraadat artinya : sifat wajib bagi Allah yang Memiliki kehendak. Allah dapat melakukan apa saja.


فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُۗ


Fa‘‘ālul limā yurīd(u).

Maha Kuasa berbuat apa saja yang Dia kehendaki. QS. Al-Buruuj [85] : 16




9. ‘Ilmun

‘Ilmun artinya : sifat wajib bagi Allah yang Dzat yang Maha Mengetahui segala sesuatu.


اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَا يَكُوْنُ مِنْ نَّجْوٰى ثَلٰثَةٍ اِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ اِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ اَدْنٰى مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْثَرَ اِلَّا هُوَ مَعَهُمْ اَيْنَ مَا كَانُوْاۚ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ


Alam tara annallāha ya‘lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), mā yakūnu min najwā ṡalāṡatin illā huwa rābi‘uhum wa lā khamsatin illā huwa sādisuhum wa lā adnā min żālika wa lā akṡara illā huwa ma‘ahum aina mā kānū, ṡumma yunabbi'uhum bimā ‘amilū yaumal-qiyāmah(ti), innallāha bikulli syai'in ‘alīm(un).


Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, kecuali Dialah yang keempatnya dan tidak ada lima orang, kecuali Dialah yang keenamnya. Tidak kurang dari itu atau lebih banyak, kecuali Dia bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia memberitakan apa yang telah mereka kerjakan kepada mereka pada hari Kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatuQS. Al-Mujaadalah [58] : 7


Baca juga :



10. Hayaat

Hayaat artinya : sifat wajib bagi Allah yang kekal, dimana Allah merupakan Dzat yang tidak pernah hancur.


اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ


Allāhu lā ilāha illā huw(a), al-ḥayyul-qayyūm(u), lā ta'khużuhū sinatuw wa lā naum(un), lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), man żal-lażī yasyfa‘u ‘indahū illā bi'iżnih(ī), ya‘lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyai'im min ‘ilmihī illā bimā syā'(a), wasi‘a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ(a), wa lā ya'ūduhū ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm(u).


Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. QS. Al-Baqarah [2] : 255.

Ayat ini juga dikenal dengan nama : Ayat Kursi, salah satu ayat yang diturunkan langsung dari 'Arsy. 

Baca juga :
Mengenal lebih mendalam : Surat Al-Faatihah




11. Sama’

Sama' artinya sifat wajib bagi Allah yang Maha Mendengar segalanya.


۞ لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا


Lā yuḥibbullāhul-jahra bis-sū'i minal-qauli illā man ẓulim(a), wa kānallāhu samī‘an ‘alīmā(n).


Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi.3) Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. An-Nisaa' [4] : 148


Catatan Kaki
3) Orang yang dizalimi boleh mengemukakan kepada hakim atau penguasa tentang keburukan-keburukan orang yang menzaliminya.




12. Bashar

Bashar artinya : sifat wajib bagi Allah yang Dzat yang Maha Melihat, baik yang terlihat maupun kasat mata.


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Subḥānal-lażī asrā bi‘abdihī lailam minal-masjidil ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣal-lażī bāraknā ḥaulahū linuriyahū min āyātinā, innahū huwas-samī‘ul-baṣhīr(u).

Maha Hebat (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya4) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. QS. Al-Israa' [17] : 1


Catatan Kaki
4) Masjidilaqsha dan daerah sekitarnya diberkahi Allah
سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, di antaranya, dengan diutusnya banyak nabi di sana dan dengan kesuburan tanahnya.



 

13. Kalaam

Kalaam artinya : sifat wajib bagi Allah yang berfirman. Allah dapat berlisan tanpa bantuan siapa pun.


وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ


Wa rusulan qad qaṣaṣnāhum ‘alaika wa rusulal lam naqṣuṣhum ‘alaik(a), wa kallamallāhu mūsā taklīmā(n).

Ada beberapa rasul yang telah Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada (pula) beberapa rasul (lain) yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu. Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung)5)   QS. An-Nisaa' [4] : 164.

Catatan Kaki

5) Di antara keistimewaan Nabi Musa a.s. adalah dapat berbicara dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. secara langsung sehingga disebut kalīmullāh. Semua nabi yang lain menerima firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. melalui perantaraan Jibril, kecuali Nabi Muhammad . yang dapat berbicara langsung dengan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. pada waktu mikraj.




14. Qadiraan

Qadiraan artinya : sifat wajib bagi Allah yang kuasa Allah atas segala sesuatu yang terjadi kepada umat-Nya.


يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ اَبْصَارَهُمْ ۗ كُلَّمَآ اَضَاۤءَ لَهُمْ مَّشَوْا فِيْهِ ۙ وَاِذَآ اَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوْا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


Yakādul-barqu yakhṭafu abṣārahum, kullamā aḍā'a lahum masyau fīh(i), wa iżā aẓlama ‘alaihim qāmū, wa lau syā'allāhu lażahaba bisam‘ihim wa abṣārihim, innallāha ‘alā kulli syai'in qadīr(un).

Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu. Apabila gelap menerpa mereka, mereka berdiri (tidak bergerak). Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia menghilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatuQS. Al-Baqarah [2] : 20.


اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ


Awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin ‘alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-‘alīm(u).

Bukankah Dzat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui. QS. Yaasiin [36] : 81



15. Muriidan

Muriidan artinya : sifat wajib bagi Allah yang kehendak. Allah dapat berkehendak dan tidak ada yang bisa menghalanginya.


خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ اِلَّا مَا شَاۤءَ رَبُّكَۗ اِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ


Khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā'a rabbuk(a), inna rabbaka fa‘‘ālul limā yurīd(u).


Mereka kekal di dalamnya selama masih ada langit dan bumi, 6) kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan terhadap apa yang Dia kehendaki. QS. Huud [11] : 107.

Catatan Kaki
6) Kalimat ini adalah kiasan yang dimaksudkan untuk menjelaskan kekekalan mereka di neraka. Alam akhirat juga mempunyai langit dan bumi tersendiri.




16. ‘Aalimaan

‘Aalimaan artinya : sifat wajib bagi Allah yang maha mengetahui dan tidak ada seorangpun yang bisa menyembunyikan sesuatu dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.


وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُوْنَ اَنْ يَّشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَآ اَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُوْدُكُمْ وَلٰكِنْ ظَنَنْتُمْ اَنَّ اللّٰهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيْرًا مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ


Wa mā kuntum tastatirūna ay yasyhada ‘alaikum sam‘ukum wa lā abṣārukum wa lā julūdukum wa lākin ẓanantum annallāha lā ya‘lamu kaṡīram mimmā ta‘malūn(a).

Kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kamu lakukan.7) QS. Al Fushshilat [41] : 22


Catatan Kaki
7) Mereka melakukan dosa dengan terang-terangan karena menyangka bahwa Allah tidak mengetahui perbuatan mereka serta pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka tidak akan menjadi saksi di akhirat kelak atas perbuatan mereka.



وَذٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِيْ ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ اَرْدٰىكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ


Wa żālikum ẓannukumul-lażī ẓanantum birabbikum ardākum fa aṣbaḥtum minal-khāsirīn(a).

Itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu. (Dugaan) itu telah membinasakan kamu sehingga jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi. QS. Al Fushshilat [41] : 23


يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِۗ وَهُوَ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ



Yūlijul-laila fin-nahāri wa yūlijun-nahāra fil-lail(i), wa huwa ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dia Maha Mengetahui segala isi hati. QS. Al Hadiid [57] : 6




17. Hayyan

Hayyan artinya : sifat wajib bagi Allah yang tidak pernah tidur, mati, atau pun lengah.


وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهٖۗ وَكَفٰى بِهٖ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۚ

Wa tawakkal ‘alal-ḥayyil-lażī lā yamūtu wa sabbiḥ biḥamdih(ī), wa kafā bihī biżunūbi ‘ibādihī khabīrā(n).

Bertawakallah kepada (Allah) Yang Maha Hidup yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya. QS. Al Furqaan [25] : 58




18. Samii’aan

Samii’aan artinya : sifat wajib bagi Allah yang Maha Mendengar segala perkataan, permintaan, dan doa hamba-Nya.


وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ


Wa qātilū fī sabīlillāhi wa‘lamū annallāha samī‘un ‘alīm(un).

Berperanglah kamu di jalan Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. Al-Baqarah [2] : 244.




19. Bashiiraan

Bashiiraan artinya : sifat wajib bagi Allah yang selalu mengawasi setiap hamba-Nya.


اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ


Innallāha ya‘lamu gaibas-samāwāti wal-arḍ(i), wallāhu baṣīrum bimā ta‘malūn(a).

Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS Al Hujuraat [49] : 18




20. Mutakalliman

Mutakalliman artinya : sifat wajib bagi Allah yang berfirman.


اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ


Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūn(u).

Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya : “Jadilah!” Maka, jadilah (sesuatu) itu. QS. Yaasiin [36] : 82





Apakah Sifat Wajib 20 Membatasi Kesempurnaan Allah  ??


Subtansi sifat-sifat wajib bagi Allah telah menjadi kajian ulama Ahlussunnah wal Jama’ah dalam rentang sejarah sejak masa Abu al-Hasan al-Asy'ari (260-324 H/874-936 M), seorang sarjana Muslim Arab dari yurisprudensi Syafi'i, penafsir kitab suci, pembaharu, dan teolog skolastik, yang terkenal sebagai pendiri dari teologi Islam Sunni Asy'ariyah. Dan Abu Manshur al-Maturudi (238-333 H/852¬-944 M), imam aliran ahli aqidah Maturidiyyah serta seorang ahli ilmu kalam. Dan juga al-Qadhi Abu Bakr al-Baqillani (338-403 H/950-1013 M), dan Imam al-Haramain (419-478 H/1028-1085 M), hingga sekarang.

 

Namun yang merumuskan secara praktis menjadi 20 Sifat Wajib bagi Allah adalah al-Imam Muhammad bin Yusuf bin Umar bin Syu’aib as-Sanusi al-Hasani (832-895 H/1428-1490 M), asal kota Tilmisan (Tlemcen) Aljazair, seorang yang multidisipliner: muhaddits, mutakalllim, manthiqi, muqri’, dan pakar keilmuan lainnya. Dalam al-‘Aqidah as-Sughra yang terkenal dengan judul Umm al-Barahain, Imam as-Sanusi mengatakan :

فَمِمَّا يَجِبُ لِمَوْلَانَا جَلَّ وَعَزَّ عِشْرُونَ صِفَةً.


“Maka di antara sifat wajib bagi Allah Tuhan Kita-Yang Maha Agung dan Maha Perkasa-adalah 20 sifat.” 


Dalam ranah keimanan terhadap Allah secara umum setiap mukallaf wajib meyakini sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi-Nya. Sehingga ia harus meyakini secara tanpa keraguan :  

1. Bahwa Allah pasti bersifat dengan segala kesempurnaan yang layak bagi keagungan-Nya.

2. Bahwa Allah mustahil bersifat dengan segala sifat kekurangan yang tidak layak bagi keagungan-Nya. 

3. Bahwa Allah boleh saja melakukan atau meninggalkan segala hal yang bersifat jaiz (mumkin), seperti menghidupkan manusia dan membinasakannya.  

 

Inilah akidah yang harus diyakini secara umum. Selain itu, setiap mukallaf wajib meyakini secara terperinci sifat wajib 20 yang menjadi sifat-sifat pokok kesempurnaan (shifat asâsiyyah kamâliyyah) Allah sebagai Tuhan, 20 sifat mustahil, dan satu sifat Jaiz bagi-Nya.


Namun hal ini bukan berarti membatasi sifat Allah sebagaimana disalahpahami sebagian orang, tetapi karena sifat-sifat ini yang sering diperdebatkan di sepanjang sejarah umat Islam, maka dengan menetapkannya menjadi jelas bahwa Allah bersifat dengan segala kesempurnaan dan tersucikan dari segala kekurangan.


Sifat 20 itu tidak membatasi kesempurnaan Allah yang tidak terbatas. Justru sifat wajib 20 itu merupakan sifat-sifat pokok kesempurnaan Allah yang tidak terbatas jumlahnya, yang tidak mampu diketahui oleh manusia secara menyeluruh. Imam as-Sanusi dalam Syarh Umm al-Barahain  menjelaskan :  

 

(ص) )فَمِمَّا يَجِبُ لِمَوْلاَنَا جَلَّ وَعَزَّ عِشْرُوْنَ صِفَةً( (ش) أَشَارَ بِمِنْ التَّبْعِيْضِيَّةِ إِلَى أَنَّ صِفَاتِ مَوْلَانَا جَلَّ وَعَزَّ الْوَاجِبَةَ لَهُ لَا تَنْحَصِرُ فِيْ هَذِهِ الْعِشْرِيْنَ، إِذْ كَمَالَاتُهُ تَعَالَى لَا نِهَايَةَ لَهَا، لَكِنْ الْعَجْزُ عَنْ مَعْرِفَةِ مَا لَمْ يَنْصُبْ عَلَيْهِ دَلِيْلٌ عَقْلِيٌّ وَلَا نَقْلِيٌّ لَا نُؤَاخِذُ بِهِ بِفَضْلِ اللهِ تَعَالَى

“Kitab Asal (Umm al-Barahain) berisyarat dengan huruf مِنْ  tab'idiyah untuk menunjukkan, bahwa sifat-sifat Allah–Jalla wa ‘Azza–tidak terbatas pada 20 sifat ini, sebab kesempurnaan-Nya tidak terbatas, namun ketidakmampuan mengetahui sifat-sifat yang tidak terjelaskan oleh dalil 'aqli dan naqli membuat kita tidak disiksa karenanya, berkat anugerah Allah Ta'ala.”


Hakikat insan itu ada pada : tajalli wahdah [Keesaan] & wahdaniyah [Yang Maha Esa] Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Mari kita mengenal Sang Pencipta dengan menggunakan qolbu. Karena qolbu ini jugalah yang diajak bicara/disapa oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  pada ayat-ayat di dalam Al Qur'an.


Kebenaran adalah milik  Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَىWallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan &  Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.


Semoga bemanfaat.


Related Posts

Post Bottom Ad