Setiap informasi yang mengatasnamakan Rasulullah ﷺ harus benar-benar valid. Sebab terdapat banyak berita yang memalsukan hadits demi kepentingan tertentu. Oleh karena itu diperlukan ilmu ketika kita membahas tentang hadits, dimana sebuah hadits harus memenuhi berbagai syarat, salah satunya adalah syarat pada Sanad Hadits.
Mari terlebih dahulu kita membaca Al-Fatihaah, [baca : Mari 'meluruskan niat' dengan Surah Al-Faatihah ], semoga Allah Yang Maha Raḥmān & Raḥīm berkenan memberikan petunjuk-Nya kepada kita dan memudahkan untuk memahaminya :
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Sanad ialah rantai penutur/rawi (periwayat) hadis. Rawi adalah masing-masing orang yang menyampaikan hadis tersebut. Berikut adalah "Sembilan Syarat Sanad Hadits" :
1. Ittishalus Sanad
2. Si Rawi semasa dengan Guru
3. Si Rawi mendengarkan
langsung
4. Si Perawi bertemu Gurunya
5. Menggunakan Sighat Ada'
6. Si Perawi masuk daftar Murid
7. Guru masuk daftar Guru si Perawi
8. Gurunya tidak Muttashil
9. Tidak Mursal
penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Ittishalus Sanad
Syarat sebuah hadis yang pertama ialah ittishalus sanad atau sanadnya bersambung. Baik itu marfu' (tersambung sampai Nabi Muhammad ﷺ) atau mauquf (sampai sahabat saja).
2. Perawi satu masa dengan gurunya.
Cara untuk mengetahui bahwa perawi tersebut semasa atau tidak adalah dengan memeriksa tahun wafatnya di kitab tarajim. Jika seorang perawi lahir sebelum gurunya wafat, maka bisa dipastikan bahwa dia semasa.
3. Perawi mendengarkan langsung dari gurunya.
Syarat sanad yang baik selanjutnya ialah perawi mendengarkan langsung dari sang guru. Bisa jadi ada rawi yang pernah bertemu dengan gurunya, tetapi tidak pernah meriwayatkan hadits dari orang tersebut. Hal inilah yang disebut dalam musthalah hadits sebagai mursal khafi.
4. Perawi bertemu dengan gurunya.
Syarat sanad hadits dipercaya berikutnya, memastikan bahwa rawi tersebut bertemu dengan gurunya. Sebab ada beberapa perawi yang satu masa tapi tidak pernah bertemu.
Caranya dengan memeriksa makanur rihlah (tempat-tempat yang pernah dikunjungi) untuk mencari hadits. Sebagai bukti mereka pernah berjumpa.
Baca juga :
5. Menggunakan Sighat Ada'
Syarat berikutnya menggunakan sighat ada' yang pasti atau jazm, seperti: سمعت" أو "حدثنا". Bukan menggunakan sighat tamridl (ruwiya an, hukiya an, atau kalimat lain yang mabni majhul).
6. Perawi termasuk dalam daftar murid
Syarat sanad yang baik, bahwa perawi tersebut masuk dalam daftar murid gurunya di kitab tarajim. Biasanya dalam kitab tarajim, nama-nama tersebut disebutkan setelah kata : rawa anhu (روى عنه) dalam biografi gurunya.
7. Guru termasuk dalam daftar Guru Perawi
Syarat selanjutnya dapat dipastikan bahwa guru tersebut juga masuk dalam daftar guru para rawi. Hal ini bisa diperiksa sebagaimana poin sebelumnya. Biasanya nama tersebut tercantum setelah kata : rawa an (روى عن).
8. Guru tidak Muttashil
Tidak ada ketetapan dari para Imam Hadits bahwa : periwayatan rawi dari gurunya tersebut tidak muttashil. Semisal dijumpai dalam kitab tarajim, ungkapan para ulama bahwa rawi tersebut mudallis dari fulan. Seperti: Qala Ibnu Hatim, fulan mudallis an fulan, dan lain sebagainya.
8. Tidak Mursal
Syarat yang terakhir ialah tidak adanya ketetapan dari para Imam bahwa periwayatan seorang rawi dari gurunya mursal. Mursal adalah hadits yang hilang atau tidak disebutkan perawi dari golongan sahabat.
Artikel terkait :
Artikel terkait :
Apabila sebuah riwayat tidak sesuai dengan
syarat-syarat tersebut, maka sanad tersebut munqathi’ (walaupun ada istilah
khusus dalam beberapa kasus munqathi’). Konsekuensinya adalah sanad tersebut
divonis dhaif. Jika sesuai, maka sanad tersebut muttashil.
Kebenaran adalah milik Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Wallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan & Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Semoga bemanfaat.