Bagaimanakah bentuk malaikat Munkar dan Nakir ? Apakah pertanyaan malaikat-malaikat Allah itu kepada kita di dalam kubur? Apakah hadits yang khusus tentang mereka berdua, [bersanad dari Umar bin Khatab –radhiyallahu ‘anhu- shahih] ? Apakah kubur itu menyempit ? Apakah orang kafir juga akan ditanya di alam kubur ?
Sebelum kita belajar menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Mari terlebih dahulu kita membaca Al-Fatihaah, [baca : Mari 'meluruskan niat' dengan Surah Al-Faatihah ], semoga Allah Yang Maha Raḥmān & Raḥīm berkenan memberikan petunjuk-Nya kepada kita dan memudahkan untuk memahaminya :
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Sifat dua malaikat yang beri tugas untuk menanyakan mayit di
dalam kubur bahwa mereka berdua adalah hitam dan biru, satunya Mungkar dan yang
lain Nakir.
- Hadits yang terdapat dalam Shahih Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ العَبْدَ
إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ، وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ
قَرْعَ نِعَالِهِمْ، أَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ، فَيَقُولاَنِ: مَا كُنْتَ
تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
فَأَمَّا المُؤْمِنُ، فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،
فَيُقَالُ لَهُ: انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ
بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الجَنَّةِ، فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا، قَالَ: وَأَمَّا
المُنَافِقُ وَالكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ؟
فَيَقُولُ: لاَ أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ، فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ
وَلاَ تَلَيْتَ، وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً، فَيَصِيحُ
صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ
“Sesungguhnya seorang hamba jika telah dimakamkan di kuburnya, dan
sahabat-sahabatnya (yang mengiring jenazahnya) telah pulang, maka sungguh dia
akan mendengar suara langkah sandal mereka. Kemudian dua orang malaikat
mendatanginya dan mendudukkannya. Dua orang malaikat tersebut berkata
kepadanya,
‘Apa
yang dulu Engkau katakan tentang orang ini –yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam-?’
Adapun
orang beriman, maka dia akan menjawab, ’Aku bersaksi bahwa dia (Muhammad)
adalah hamba dan utusan-Nya.’
Maka
dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempat dudukmu di neraka. Sungguh Allah telah
menggantinya dengan tempat duduk di surga.’ Maka dia melihat dua-duanya
sekaligus.
- Hadits lainnya adalah dari : Imam Tirmidzi (1071) meriwayatkan dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda :
( إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ
أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا
الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ
؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ : هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ
لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ
: قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ
سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ
: نَمْ ، فَيَقُولُ : أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ، فَيَقُولَانِ : نَمْ
كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لا يُوقِظُهُ إِلا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى
يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ .وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ
النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لا أَدْرِي . فَيَقُولَانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ
أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلأَرْضِ : الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ
عَلَيْهِ ، فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلاعُهُ ، فَلا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى
يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ ) والحديث حسنه الألباني في صحيح الترمذي
.
“Apabila mayit atau salah
seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan
biru, salah satunya Mungkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata : Apa
pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?, maka ia menjawab sebagaimana
ketika di dunia : Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan
Allah. Keduanya berkata: Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah
mengatakan itu. Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi
penerangan, dan dikatakan: Tidurlah. Dia menjawab : “Aku mau pulang ke rumah
untuk memberitahu keluargaku”. Keduanya berkata: “Tidurlah, sebagaimana
tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang
yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya
tersebut”.
Bagaimana apabila yang meninggal adalah orang munafik atau non-muslim ?
Adapun orang
munafik dan orang kafir, maka
ditanyakan kepada mereka, ‘Apa yang dulu Engkau katakan tentang orang ini
–yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-?’
Maka mereka berkata, ‘Aku tidak tahu. Aku dulu mengatakan apa yang dikatakan oleh kebanyakan manusia.’
Malaikat berkata, ‘kamu tidak tahu dan kamu tidak mengikuti.’ Malaikat kemudian memukulnya dengan palu dari besi, dia pun berteriak sampai-sampai didengar oleh makhluk yang berada di atasnya, selain jin dan manusia” (HR. Bukhari no. 1374).
Dalam riwayat yang lain, apabila yang meninggal adalah
orang munafik, ia menjawab : Aku mendengar orang mengatakan akupun mengikutinya
dan saya tidak tahu. Keduanya berkata: kami berdua sudah mengetahui bahwa kamu
dahulu mengatakan itu. Dikatakan kepada bumi : Himpitlah dia, maka dihimpitlah
jenazah tersebut sampai tulang rusuknya berserakan, dan ia akan selalu
merasakan adzab sampai Allah bangkitkan dari tempat tidurnya tersebut. (Hadits
ini dihasankan oleh Al Baani dalam shahih Tirmidzi)
Bagaimana dengan hadits dari Umar bin Khatab r.a. ?
Adapun hadits Umar bin Khatab
–radhiyallahu ‘anhu-, telah diriwayatkan dari jalur
yang lemah, di antaranya yang diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam Mushannafnya
(6738) dengan derajat ‘mursal’, dari Amr bin Dinar bahwa Rasulullah
–Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada Umar :
كيف بك يا عمر بفتاني
القبر إذا أتياك يحفران الأرض بأنيابهما ، ويطآن في أشعارهما ، أعينهما كالبرق الخاطف
، وأصواتهما كالرعد القاصف ، معهما مزربة لو اجتمع عليها أهل منى لم يقلوها . قال عمر
: وأنا على ما أنا عليه اليوم ؟ قال : وأنت على ما أنت عليه اليوم . قال : إذاً أكفيكهما
إن شاء الله
“Bagaimana denganmu wahai Umar, dengan kedua fitnah kubur, apabila mereka berdua mendatangimu dengan menggali tanah dengan taring-taringnya, berpijak pada rambutnya, mata mereka seperti kilat yang menyambar, suara mereka seperti petir yang menggelegar, keduanya membawa gada yang jika semua penduduk Mina berkumpul mereka tidak akan mampu mengangkatnya." Umar berkata : "Apakah saya seperti saat saya di dunia ?", Rasulullah menjawab: “Engkau seperti saat engkau berada di dunia sekarang”. Jadi, saya mencukupkan anda dari mereka berdua –insya Allah-.
Artikel terkait :
Al ‘Iraqi dalam Takhrij Ihya’ Ulumud Diin: 4/223 : “Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam bab kubur, dengan derajat ‘mursal’ dengan sanad dapat dipercaya. Al Baihaqi berkata dalam ‘al I’tiqaad’ : “Kami meriwayatkannya dari jalur yang shahih, dari ‘Atha’ bin Yasar dengan derajat mursal.
Saya berkata: “Ibnu Baththah
menyambungkan hadits tersebut dalam ‘al Ibanah’ dari hadits Ibnu ‘Abbas. Dan al
Baihaqi meriwayatkan dalam ‘al I’tiqad’ dari hadits Umar, dan berkata
derajatnya : gharib dengan sanad ini dari jalur ‘Mufadhdhal’. Dan riwayat Ahmad
dan Ibnu Hibban, dari hadits Abdullah bin Umar, bahwa Umar berkata: “Apakah
akal fikiran kami dikembalikan ?, beliau ﷺ bersabda: “Ya, seperti pada saat ini”.
Maka Umar berkata: “maka mulutnya dijaga”.
Ustadz Farih bin Shaleh al
Bahlal, dalam tahqiq “al I’tiqad” punya al Baihaqi, hal. 254, setelah
menunjukkan jalur yang lemah: “Semoga dengan jalur ini dan beberapa kesaksian
yang lain, sanadnya menjadi hasan”.
Baca juga :
Al ‘Iraqi dalam Takhrij Ihya’ Ulumud Diin: 4/223 : “Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam bab kubur, dengan derajat ‘mursal’ dengan sanad dapat dipercaya. Al Baihaqi berkata dalam ‘al I’tiqaad’ : “Kami meriwayatkannya dari jalur yang shahih, dari ‘Atha’ bin Yasar dengan derajat mursal.
Saya berkata: “Ibnu Baththah menyambungkan hadits tersebut dalam ‘al Ibanah’ dari hadits Ibnu ‘Abbas. Dan al Baihaqi meriwayatkan dalam ‘al I’tiqad’ dari hadits Umar, dan berkata derajatnya : gharib dengan sanad ini dari jalur ‘Mufadhdhal’. Dan riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban, dari hadits Abdullah bin Umar, bahwa Umar berkata: “Apakah akal fikiran kami dikembalikan ?, beliau ﷺ bersabda: “Ya, seperti pada saat ini”. Maka Umar berkata: “maka mulutnya dijaga”.
Ustadz Farih bin Shaleh al
Bahlal, dalam tahqiq “al I’tiqad” punya al Baihaqi, hal. 254, setelah
menunjukkan jalur yang lemah: “Semoga dengan jalur ini dan beberapa kesaksian
yang lain, sanadnya menjadi hasan”.
Baca juga :
Baca juga :
Kebenaran adalah milik Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Wallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan & Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Semoga bemanfaat.