Post Top Ad

Agar kita semakin mengenal kekasih-Nya, Rasulullah Muhammad  dan para sahabatnya. Kita bisa mengambil berbagai pelajaran dan hikmah dari "Kisah Perjanjian Hudaibiyyah". Dari mulai latar belakang diadakannya perjanjian Hudaibiyyah, hingga kisah dibalik layar pada saat perjanjian itu dibuat, hingga akhirnya menjadi awal dari Fathu Makkah [ فتح مكة ].

 

Mari terlebih dahulu kita membaca Al-Fatihaah, [baca : Mari 'meluruskan niat' dengan Surah Al-Faatihah ], semoga Allah Yang Maha Raḥmān & Raḥīm berkenan memberikan petunjuk-Nya dan memudahkan kita memahami berbagai tanda-tanda kekuasan-Nya :



أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ


بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ


امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ



Latar belakang : Perjanjian Hudaibiyyah 


Perjanjian Hudaibiyyah (Arabصلح الحديبية) adalah sebuah perjanjian yang diadakan di wilayah Hudaibiyyah Mekkah pada Maret, 628 M (Dzulqa'dah, 6 H). Hudaibiyyah terletak 22 KM arah Barat dari Mekkah menuju Jeddah, sekarang terdapat Masjid Ar-Ridhwân. Nama lain Hudaibiyyah adalah Asy-Syumaisi yang diambil dari nama Asy-Syumaisi yang menggali sumur di Hudaibiyyah.


Pada tahun 628 M, sekitar 1400 Muslim berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah umrah. Namun karena saat itu kaum Quraisy di Mekkah sangat anti terhadap kaum Muslim Madinah (terkait kekalahan dalam Perang Khandaq), maka Mekkah tertutup untuk kaum Muslim. Quraisy, walaupun begitu, menyiagakan pasukannya untuk menahan Muslim agar tidak masuk ke Mekkah. Pada waktu ini, bangsa Arab benar benar bersiaga terhadap kekuatan militer Islam yang sedang berkembang. Nabi Muhammad mencoba agar tidak terjadi pertumpahan darah di Mekkah, karena Mekkah adalah tempat suci.




Kisah dibalik penulisan isi Perjanjian Hudaibiyyah

Keputusan perdamaian setelah Rasulullah  dan para sahabat gagal melakukan haji akhirnya disepakati. Ibnu Hisyam dalam al-Sirah an-Nabawiyah menyebutkan bahwa Rasulullah  kemudian memanggil Ali bin Abi Thalib untuk menulis isi perjanjian Hudaibiyah tersebut.

“Tulislah bismillahirrahmanirrahim (atas nama Allah yang Maha Raḥmān lagi Maha Raḥīm),” perintah Nabi kepada juru tulisnya, Ali bin Abi Thalib. ”Ar-Raḥmān? Aku tak mengenal dia,” sahut perwakilan musyrikin Quraisy, Suhail bin Amr, memberontak.

“Tulis saja bismika allahumma seperti biasanya!” Umat Islam yang mengikuti proses perundingan tidak terima dengan protes ini. Mereka mengotot akan tetap mencantumkan lima kata yang sangat dihormati itu (bi, ismallahar-rahmanar-rahim). “Tulis saja bismika allahumma,” Nabi  menenangkan.

Nabi  kemudian menyambung, “Tulis lagi, hadzā ma qadla ’alaih muhammad rasulullah (Inilah ketetapan Muhammad rasulullah).”

“Sumpah, seandainya kami mengakui Engkau adalah Rasulullah (utusan Allah), kami tak akan menghalangimu mengunjungi Ka’bah. Jadi tulis saja Muhammad bin Abdullah,” Suhail kembali memprotes. “Sungguh aku adalah Rasulullah meskipun kalian mengingkarinya.” 

Akhirnya Nabi ﷺ mengabulkan tuntutan musyrikin Quraisy untuk mencoret dua kata lagi, rasul dan Allah dalam isi perjanjian Hudaibiyah tersebut.

“Tulislah Muhammad bin Abdullah saja,” pintanya kemudian sebagaimana disebutkan oleh al-Kandahlawi dalam Hayatus Sahabat.

 


Kisah Penolakan beberapa Sahabat Utama Rasulullah  terhadap isi Perjanjian Hudaibiyyah


Berdasarkan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Imam Muslim

Kebanyakan sahabat tidak senang dengan sebagian besar isi perjanjian, di antara para sahabat yang menolak isi perjanjian ini adalah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu, salah satu dari Sahabat Utama Rasulullah Muhammad ﷺ. Beliau Ali menolak ketika diminta menghapus kata : Rasulullah, sebagaimana diceritakan di atas. 


Kemudian pada akhirnya, Rasulullah Muhammad  sendirilah yang menghapus dan menggantinya dengan kata : Muhammad bin Abdillah, sebagai ganti dari kata : Muhammad Rasulullah. Sebagaimana artikel yang berjudul :

Benarkah Nabi ﷺ adalah seorang yang buta huruf ?

Sahabat Utama Rasulullah Muhammad lainnya yang pada awalnya menolak isi perjanjian Hudaibiyyah adalah Umar bin Khatab Radhiyallahu 'anhu, sebagaimana pernah kami tulis dalam artikel berjudul :

Umar bin Khattab pernah protes terhadap keputusan Rasulullah ﷺ [Asbābun Nuzūl QS. Al Fath : 1]


Isi Perjanjian Hudaibiyyah


Pada tulisan selanjutnya, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu diminta untuk menuliskan bahwa Rasulullah Muhammad ﷺ  ingin mengajak kaum Quraisy berdamai, dan melakukan gencatan senjata selama 10 tahun dan masing-masing saling menjaga agar perang tidak kembali terjadi. 


Berikut bunyi kalimat yang diinginkan Rasulullah  agar ditulis dalam perjanjian tersebut.


فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : اكتب هذا ما صالح عليه محمد بن عبدالله سهيل بن عمرو اصطلحا على وضع الحرب عن الناس عشر سنين يأمن فيهن الناس ويكف بعضهم عن بعض على أنه من أتى محمدا من قريش بغير إذن وليه رده عليهم ومن جاء قريشا ممن مع محمد لم يردوه عليه وإن بيننا عيبة مكفوفة وأنه لا إسلال ولا إغلال وأنه من أحب أن يدخل في عقد محمد وعهده دخل فيه ومن أحب أن يدخل في عقد قريش وعهدهم دخل فيه


Rasulullah  bersabda, “Tulislah: Ini adalah perjanjian damai Muhammad bin Abdullah dan Suhail bin Amr yang berdamai untuk tidak lagi melakukan peperangan selama 10 tahun, salin menjaga keamanan, dan saling mencegah terjadinya peperangan antara satu dan lainnya. Siapapun orang dari kaum Quraisy yang datang kepada Muhammad tanpa izin walinya, maka akan dipulangkan kepada kaum Quraisy. Siapa yang datang ke wilayah kaum Quraisy bersama Muhammad, maka tidak akan dipulangkan. Sesungguhnya di antara kita ada aib yang harus dijaga. Tidak ada yang boleh dirantai dan dibelenggu. Siapapun yang ingin bergabung dengan kelompok Muhammad, maka dibolehkan bergabung, dan siapapun yang ingin bergabung dengan kelompok Quraisy, maka tidak akan dicegah". 


Setidaknya ada lima poin isi perjanjian : Pertama, perjanjian gencatan senjata selama 10 tahun. Kedua, mengembalikan orang-orang yang bergabung dan masuk Islam tanpa izin walinya kepada para walinya. Ketiga, membiarkan siapapun masuk kawasan Quraisy asalkan bersama Nabi Muhammad Saw. Keempat melarang siapapun untuk dirantai dan dibelenggu atau dipasung. Kelima, membiarkan siapapun memilih kepercayaan dan keyakinannya.



Manfaat & Hasil dari perjanjian Hudaibiyah bagi kaum Muslim


Setidaknya ada tiga manfaat dari perjanjian Hudaibiyah bagi kaum Muslim :

  1. Bebas dalam menunaikan agama Islam
  2. Tidak ada teror dari Quraisy
  3. Mengajak kerajaan-kerajaan luar seperti Ethiopia-Afrika untuk masuk Islam

 

Perjanjian Hudaibiyah ini dalam Al Qur'an diabadikan dalam QS. Al-Fath surah ke-48 ayat :


وَلَوْ قَاتَلَكُمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوَلَّوُا الْاَدْبَارَ ثُمَّ لَا يَجِدُوْنَ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيْرًا


Wa lau qātalakumul-lażīna kafarū lawallawul-adbāra ṡumma lā yajidūna waliyyaw wa lā naṣīrā(n).

Sekiranya orang-orang yang kufur itu memerangi kamu, pastilah mereka akan berbalik melarikan diri (kalah), kemudian mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong. QS. Al-Fath [48] : 22


سُنَّةَ اللّٰهِ الَّتِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ ۖوَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا


Sunnatallāhil-latī qad khalat min qabl(u), wa lan tajida lisunnatillāhi tabdīlā(n).

(Demikianlah) sunatullah yang sungguh telah berlaku sejak dahulu. Kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada sunatullah itu. QS. Al-Fath [48] : 23

وَهُوَ الَّذِيْ كَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ عَنْهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ اَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًا


Wa huwal-lażī kaffa aidiyahum ‘ankum wa aidiyakum ‘anhum bibaṭni makkata mim ba‘di an aẓfarakum ‘alaihim, wa kānallāh bimā ta‘malūna baṣīrā(n).
Dialah (Allah) yang menahan tangan (mencegah) mereka dari (upaya menganiaya) kamu dan menahan tangan (mencegah) kamu dari (upaya menganiaya) mereka di tengah (kota) Makkah setelah Dia memenangkan kamu atas mereka. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Fath [48] : 24


Perjanjian Hudaibiyah ternyata dilanggar oleh Quraisy, tetapi kaum Muslim bisa membalasnya pada tahun 630 M. Kaum Muslim berpasukan sekitar 10.000 tentara. Di Mekkah, mereka hanya menemui sedikit rintangan. Setelah itu, mereka meruntuhkan segala simbol keberhalaan di depan Ka'bah. Penaklukan kota Mekkah tanpa perlawanan ini selanjutnya dalam sejarah Islam dikenal dengan : Fathu Makkah [ bahasa Arabفتح مكة ].



Hikmah & Pelajaran Penting dari "Kisah Perjanjian Hudaibiyyah"

  • Dalam kisah di atas terdapat contoh nyata bagaimana Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui Utusan-Nya, Nabi Muhammad  mengajarkan arti musyawarah dalam Islam.
  • Keteguhan hati Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu dalam mengikuti keputusan dan perintah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam disaat yang lain bimbang. Beliau telah mencotoh & mengamalkan sifat Ummi, salah satu akhlak & adab yang dimiliki oleh Nabi Muhammad ﷺ. [baca : Benarkah Nabi ﷺ adalah seorang yang buta huruf ? ]
  • Kisah ini menunjukkan bahwa kebaikan dunia dan akhirat hanya bisa diraih dengan sikap taslîm (pasrah dan tunduk) terhadap keputusan ataupun perintah Allâh Azza wa Jalla dan rasul-Nya, Muhammad  



Artikel terkait :

Kebenaran adalah milik  Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَىWallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan &  Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.


Semoga bemanfaat.

Related Posts

Post Bottom Ad