Post Top Ad

Tuhan Yang Maha Pemurah tidak menyuruh kita untuk menghilangkannya. Karena memang penciptaan Nafs pasti ada hikmah baik dibelakangknya. Mari kita mengenal siapa sesungguhnya diri kita ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebut kita dengan : Nafs. Agar diri kita sadar akan kehadirannya. Baik atau buruknya bagi kehidupan kita, terutama kehidupan kita kelak di alam akhirat.


أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

امِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ



Manusia merupakan makhluk sangat canggih, rumit, dan kompleks. Saat kita menyebut diri dengan : 'aku', 'namaku fulan', ini berarti merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan antara sisi : jasad/lahiriah dan rasa/batiniah. Sebutan untuk mahkuk yang merupakan anak-cucu 
Nabiyullah Adam 'Alaihissalam dalam Al Qur'an ada berbagai macam, salah satunya Nafs.


Di dalam Al Qur'anul Karim, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  pernah bersumpah  "Wa nafsiw"...  "Demi jiwa". Ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bersumpah dengan makhluk-Nya. Itu berarti ada sesuatu hal istimewa dan penting di dalam ayat-ayat setelah sumpah-Nya itu :


وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ


Wa nafsiw wa mā sawwāhā.

dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, QS. Asy-Syam [91] : 7

sebagaimana yang sebelumnya pernah kita bahas pada artikel berjudul :



Secara garis besar ajaran Islam mengelompokkan 'Sisi Nafs Manusia' menjadi 2 golongan: Nafsiah Taqwā   diridhoi oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Nafsiah Fujūr tidak diridhoi-Nya. Dan kedua sisi Nafsiah Manusia itu diijinkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ada dalam diri kita.

Ilustrasi sisi Nafsiah Manusia


Para Ulama Tasawuf memberikan ilustrasi sisi-sisi nafsiah dalam diri kita sebagaiman gambar di atas. Dimana letaknya dan bagaimana ciri-cirinya. Apabila ada yang ingin mengetahui lebih lanjut, silahkan memohon petunjuk kepada Allah 
سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى agar dikenalkan dengan beliau-beliau para Sufi yang memang ahlinya tentang penjelasan gambar di atas.


Bagaimana Nafs menurut ajaran Islam ?

Pada artikel ini akan kita bahas dasar dari munculnya istilah-istilah pada gambar di atas dan sedikit penjelasan mengenainya, terutama ciri yang melekat pada jenis Nafs yang ada pada diri kita. Sehingga ketika ciri-ciri itu muncul, sedini mungkin kita tersadar bahwa kita sedang dalam pengaruh negatif sisi Nafsiah yang tidak di ridhoi-Nya.


Nafsu yang tidak diridhoi oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  : 

1. Nafsu Amarah [Jiwa yang Tersesat]



وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


Wa mā ubarri'u nafsī, innan-nafsa la'ammāratum bis-sū'i illā mā raḥima rabbī, inna rabbī gafūrur raḥīm(un).

Aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Yusuf [19] : 53


Nafsu Amarah selalu mengajak pada hal-hal negatif, nafsu mengakibatkan tabiat manusia seperti hewan, dengan ciri-ciri utamanya adalah : mudah marah, sering iri & dengki, tamak, serakah, culas, licik, rakus, egois, boros, dan potensi-potensi buruk lainnya [menurut Al Qur'anFujūr]. 


Jika Nafsu Amarah ini dominan menguasai diri seseorang, akan merusak organ tubuh manusia itu sendiri, misalnya : hipertensi, liver, dll. Dan juga merusakan lingkungan dan tatanan kehidupan.

Sederhananya, Nafsu Amarah, adalah Jiwa yang Tersesat, meluap-luap liar bagai perilaku hewan, terkadang hewan jinak, di saat yang lain berupa hewan buas/liar. Dalam Al Qur'an jenis nafsu ini juga disebut dengan 'Hawa Nafsu', salah satunya adalah ayat berikut :


وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ


Wa ammā man khāfa maqāma rabbihī wa nahan-nafsa ‘anil-hawā.

Adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, QS. An-Naziat [79] : 40


2. Nafsu Lawwāmah, bisa juga disebut 'Nafsu Biologis Manusia' [Jiwa yang terbelenggu]


لَآ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ


Lā uqsimu biyaumil-qiyāmah(ti).
Aku bersumpah demi hari KiamatQS. Al-Qiyāmah [75] : 1


وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ


Wa lā uqsimu bin nafsil-lawwāmah(ti).
Aku bersumpah demi jiwa yang sangat menyesali (dirinya sendiri). QS. Al-Qiyāmah [75] : 2


Nafsu Lawwāmah, cenderung akan merusak dirinya sendiri (destruktif ke dalam). Ciri-ciri kehadirannya adalah : mental lemah, minder, penyesalan & kekecewaan berlebihan, putus asa, kecemasan & mudah khawatir, ketakutan, keraguan, kesedihan, meratapi masa lalu, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan menyalahkan diri sendiri. 


Sederhananya, Nafsu Lawwamah dapat dikatakan sebagai : "Jiwa yang terbelenggu", terkurung jauh di dalam jurang kegelapan, dalam keterbatasan dan kelemahan tubuh manusia. Mereka telah melewatkan hal-hal indah dan bermakna di sekeliling mereka.


Jiwa yang seperti ini selalu lupa tentang sabar dan syukur. Indra mereka tertutup sumbatan sehingga seakan-akan seperti orang yang tuli, buta, bisu. Perasaan kaku/keras sehingga seolah-olah mati rasa terhadap realita, terhadap karunia dari Allah 
سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, lupa bahwa manusia hanyalah makhluk ciptaan, lupa bahwa manusia tidak punya kuasa atas sesuatu, serta lupa terhadap adanya ketetapan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.


Bagaimana cara memerangi Hawa Nafsu ?

Menurut keterangan dari kitab Tanwierul-qulub karya Syeih Muhammad Amin Al-Kurdy An-Nasyabandy ra. Hal 467. Tentang cara melawan hawa nafsu itu banyak sekali bisa melalui : Dzikir, Sholat, Puasa, Shodaqoh dan lain-lainnya. 


Memang tidak ada amalan khusus untuk melawan Hawa Nafsu yang ada pada diri kita, menurut Ajaran Islam yang harus dilakukan adalah dengan melatih untuk mampu mengontrol' ketika Hawa Nafsu itu hadir. Salah satunya dengan berpuasa. Karena ketika berpuasa orang akan mudah naik Hawa Nafsu nya.

Baca juga :


Kebenaran adalah milik  Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Wallahu a’lam bishawab. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Rahmaan &  Rahiim berkenan memberikan hidayah-Nya kepada kita, keturunan Nabiyullah Sayyidina Adam 'Alaihissalam. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.


Semoga bemanfaat.

Related Posts

Post Bottom Ad